Jumat, 02 Desember 2011

makalah teori dualitas

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Teori Dualitas

Dari waktu ke waktu teknk linier programming mengalami perkembangan dan penyempurnaan. Dalam perjalannannya ditemukan berbagai kelebihan-kelebihan yang berguna dalam penenrapan teknik ini. Salah satunya dalah penemuan yang sangat besar manfatnya dalam dunia Linier Programming yang di gunakan sebagai alai analisa dan pengambilan keputusan. Teknik tersebut kita kenal dengan teori dualitas.
Menurut teori ini, setiap persolan yang dapat diformulasikan sebagai persoalan linier programming saling berhubungan timbale balik dengan persoalan linier programming yang lain yang merupakan “dual”nya. Dari hubungan timbale balik antara suatu persoalan linier programming yang asli (disebut primal) dengan pesrsoalan liner programming yang lain (dual), akan menimbulkan manfaat berupa memudahkan orang dalam mengkaji suatu perhitungan dalam linier programming.
Anggapan utama yang perlu ditekankan disini adalah bahwa masalah primal linier programming dinyatakan dalam bentuk-bentuk standar yaitu sebagai berikut :
Maksimumkan : Z = ∑_(j=1)^n▒C_j X_j
Dengan fungsi pembatas : ∑_(j=1)^n▒a_ij X_ij ≤ bi, untuk I = 1, 2, 3, …, n
Dan Xj ≥ 0 ; untuk j = 1, 2, 3, …, n

Apabila bentuk matematika diatas di masukan kedalam table simplex pertama akan tampak sebagai berikut :

Variabel dasar Z X1 X2………….Xn Xn+1 Xn+2…………….Xn+m Nilai kanan
Z (Z1-C1) (Z2-C2)……(Zn-Cn) Y1 Y2………………. Xm Y0

Kondisi optimal akan diperoleh :
Zj – Cj ≥ 0 ; untuk j = 1, 2, … n
Yi ≥ 0 ; untuk I = 1, 2, … m
Dengan menggantikan Zj, metode simplex lain dapat diinterprestasikan mencari nilai Yi di mana :
Yo = ∑_(i=1)^m▒〖b_i Y〗_i
Dengan pembatas :

∑_(i=1)^m▒〖a_ij Y_i 〗 ≥ C_j, untuk j = 1, 2, 3, …, n
Dimana Y_i ≥ 0 untuk I = 1, 2, 3, …, m

Bentuk di atas disebut sebgai bentuk dual dari permasalahan liner programming tersebut. Apabila kita konsekuen dengan uraian diatas, maka Y_i adalah pengganti Z_j dengan Y_(0 )adalah pengganti Z. Sehingga kita katakana bahwa tujuan dual adalah memaksimumkan nilai Y_0. Tetapi hal ini tidak benar, karena masalah dual di dekati dari arah yang berlawanan dengan masalah primal. Sehingga nilai Z yang maksimum pada permasalahan primal adalah sam dengan nilai Y_0 minimum pada dual. Dengan demikian, masalah dual dituliskan secara lengkap sebagai berikut :
Y_0 = ∑_(i=1)^m▒b_i Y_i
Dengan pembatas :

∑_(i=1)^m▒a_ij Y_i ≥ 0 C_j ; untuk j = 1,2,3, …, n
Dan Y_i ≥ 0 untuk i = 1, 2, 3, …, m

Secara lengkap antara permasalahan primal dan dual suatu persoaln linier programming dapat disusun dalam bentuk table primal dual sebagai berikut :







PRIMAL
Koefisien
X_1 X_2 X_3 NK

Y_1

Y_2

.

.

.

Y_m a_11 a_12 a_m

a_21 a_22 a_2n

. . .

. . .

. . .

a_m1 a_m2 a_mn
b_1

b_2

.

.

.

b_m
NK C_1 C_2 C_n



Tabel diatas menunjukan semua parameter linier programming (a_ij,b_i,dan e_j) dan bagaimana peranan ketiganya dalam embentuk primal dual. Bagian emndatar diperuntukan masalah primal sedangakan bagian yang tegak bagi masalah dualnya, sehingga secara umum hubungan anatara primal dual dapat dikatakan sebagai berikut :
Parameter daripada batasan-batasan primal (atau dual) merupakn koefisien variable dual (atau primal), dan
koefisien

2.2 Contoh Hubungan Primal Dual
Untuk lebih memudahkan pemahaman masalah hubungan primal dual ini, sebaiknya diambil sebuah contoh sederhana, yakni perusahaan genteng modern.
Masalah primalnya adalah :
Fungsi tujuan :
Maksimumkan Z = 10X_1 + 15X_2 + 20X_3
Dengan fungsi-fungsi pembatas :
10,7X_1+ 5X_2+ 2X_(3 ) ≤ 2.705
5,4X_1+ 10X_2+ 4X_3 ≤ 2.210
0,7X_1+ X_2+ 2X_3 ≤ 445
Dengan pengantian simbol-simbol yang dipakai pada table hubungan primal dual dengan angka-angka diatas maka akan diperoleh hubungan primal dual bagi permasalahan diatas sebai berikut :

X_1 X_2 X_3
Y_1

Y_2

Y_3 10,7

5,4

0,7 5

10

1 2

4

2 ≤ 2.705

≤ 2.210

≤ 445
10 15 20

Selanjutnya dengan melihat hubungan tersebut, maka persoalan diatas dapat disajikan dalam bentuk dual sebagai berikut :
Fungsi tujuan :
Y_0 = 2.705Y_1+ 2.210Y_2+ 445Y_3
Dengan fungsi-fungsi pembatas :
10,7Y_1+ 5,4Y_2+ 0,7Y_3 ≥ 10
5Y_1+ 10Y_2+ Y_3 ≥ 15
2Y_1+ 4Y_2+ 2Y_3 ≥ 20
Apabila masalah dual ini diselesaikan dengan metode simplex maka nilai-nilai Y optimal adalah : Y_1=0,0625 ; Y_2=0,59375 dan Y_3=8,75 dengan nilai Y_0=5,375. Angka-angka optimal tersebut tidak lain merupakan koefisien-koefisien slack variable pada baris tujuan table optimal masalah primal (lihat kembali table maksimal table perusahaan genteng modern).
Hubungan antara kedua table optimal (dual dan primal) dan suatu permasalahan linier programming ini dapat dipakai sebagai alat untuk memeriksa kembali hasil perhitungan simplex. Apabila ternyata nilai Y tidak sama dengan koefisien-koefisien slack variables maka tentu terdapat kesalahan dalam perhitungan-perhitungan yang harus segera diteliti kembali.

2.3 Beberapa Artian Ekonomis dalam Dual

Sebelum mengupas lebih lanjut berbagai artian ekonomis, sebaiknya ditinjau kembali arti simbul-simbul linier programming yang dipaki disini. Arti simbul-simbul tersebut adalah sebagai berikut (dalam bentuk standar) :
X_j : tingkat kegiatan dimana j = 1, 2, 3, …, n
C_j : laba satuan kegiatan ke j
Z : laba total dari seluruh kegiatan
b_i : jumlah sumber ke I yang tersedia, dimana i = 1, 2, 3, …, m
a_ij : jumlah sumber ke I yang dipakai oleh setiap satuan kegiatan ke j

Pada dual Y_i (i= 1, 2, 3, …, m) disebut sebagai variable dual yang merupakan kontribusi per satuan sumber ke-I terhadap laba. Seperti dikatakan di muka, nilai-nilai Y_(i )tampak pada baris tujuan table optimal primal. Pada contoh diatas dapat diartikan bahwa : setiap satuan masing-masing sumber Y_1,Y_2,dan Y_3 memberikan sumbangan terhadapa laba total sebesar Rp. 0,0625; Rp. 0,59375; Rp. 8,75; sehingga diperoleh laba total sebesar :
= 2.705(0,0625) + 2.210(0,59375) + 445(8,75)
= Rp.169,0625 + Rp. 1.132,1875 + Rp. 3.893,85
= Rp. 5.375,00

Sekali lagi, persamaan diatas dapat digunakan sebagai alat pemeriksaan kembali apakah yang diperolh pada table terakhir sudah betul. Bila terdapat ketidakcocokan pada persamaan diatas berarti telah terjadi kesalahan pad perhitungan-perhitungan yang telah dilakukan, dan perlu perbaikan.
Artian lain dari variable dual adalah bahwa Y_i adalah nilai mariginal sumber i. Nilai akan bertambah jika b_1 dinaikan dengan tingkat kenaikan yang relative kecil. Bila kenaikan b_1 melebihi batas tertentu maka ada kemungkinan bahwa titik optimal tidak dapat tercapai (keadaan infeasible). Artian ini dapat dijelaskan dengan melihat contoh permasalahan yang sederhana sebagai berikut :

Fungsi tujuan :
Memaksimumkan : Z = 3X_1+ 5X_2
Fungsi-fungsi pembatas :
2X_1 ≤ 8
2X_2 ≤ 15
6X_1+ 5X_2 ≤ 30
Apabila persoalan ini dipecahkan dengan menggunakan metode simplex akan diperoleh table optimal sebagai berikut :
Variabel Z X_1 X_2 X_3 X_4 X_5 NK
Z

X_3

X_2

X_1 1

0

0

0 0

0

0

1 0

0

1

0 0

1

0

0 5/6

5/9

1/3

-5/18 ½

-1/3

0

1/6 27 ½

19/3

5

5/6


Bila masalah diatas diselesaikan dengan metode grafik maka tentunya akan diperoleh penyelesaian optimal sudut (corner solution) dimana X_1=5/6,〖 X〗_2 = 5, dan Z maksimum sebesar 27 ½ dengan perhitungan sebagai berikut :
Batasan 1 : 2X_1 = 8
X_1 = 4

Batasan 2 : 3X_2 = 15
X_2 = 5

Batasan 3 : 6X_1+ 5X_2 = 30
X_1 = 0
5X_2 = 30
X_2 = 6
X_2 = 0
6X_1 = 30
X_1 = 5

6 X_1 = 4
5 3X_2 = 15




0 4 5

Apa yang terjadi bila b_1 (secara individu) dinaikan nilainya dengan 1?. Perhatikan bahwa corner point solution bagi masalah tersebut adalah X_1 = 5/6, X_2 = 5, dan Z = 27 ½.
Apabila batasan 1 : 2X_1 ≤ 8, dirubah (dinaikan) menjadi 2X_1 ≤ 9, mka nilai X_1^* dan X_2^* tetap yakni X_1^*=5/6,X_2^*=5,dan〖 Z〗^* = 27 ½. Ini sesuai dengan interprestasi atas Y_1^*=0 sehingga Z juga = 0 (lihat table optimal)

Apabila batasan 2 : 3X_2 ≤ 15 dirubah (dinaikan) menjadi 3X_2 ≤ 16, maka X_1^* dan X_2^* (titik C pada grafik) akan berubah dengan mencari perpotongan batasan 2 (baru) dengan batasan 3

6X_1 + 5X_2=30
3X_2 = 15
18X_1+ 15 X_2=90
15X_2 = 80
18X_1 = 10
X_1^* = 10/18 = 5/9
X_2^* = 16/3

Z = 5/9 (3) + 16/3 (5) = 281/3
Ternyata kenaikan nilai Z sebesar 28 1/3 – 27 ½ = 5/6. Sesuai dengan besarnya Y_2^* = 5/6

Apabila batasan 3 : 6X_1+ 5X_2≤30 dirubah menjadi 6X_1+ 5X_2 ≤31, makan nilai X_1^* dan X_2^* akan berubah sebgai berikut :
6X_1 + 5X_2=31
3X_2=15
18X_1+ 15X_2=93
15X_2 = 75
18X_1 =18
X_(1 )^(* ) = 1
X_2^* = 5
Z^* = 1 (3) + 5 (5) = 28

Tampak bahwa ∆Z sama dengan Y_3^* sebesar 1/2 menjadi 5/6
Di muka telah disinggung bahwa hal ini hanya relevan bagi kenaikan b_1 yang relative. Batasan kedua misalnya tidak dapat diperlonggar lebih dari 3 satuan (menjadi 3X_2 ≤18). Apabila dijadikan 3X_2 ≤19, maka :
6X_1 + 5X_2=30
3X_2=19
18X_1+ 15X_2=90
15X_2=95
18X_1 = -5
X_1^* = -5/18
Tentu saja melanggar batasan X_1 ≥0 (batasan 0 negatif)

Untuk batasan ketiga nilai kananya tidak dapat dinaikan lebih dari 19 satuan (menjadi 6X_1+ 5X_2=49). Umpama nilai kanannya dinaikan menjadi 50; (menjadi 6X_1+ 5X_2=50) maka :
6X_1 + 5X_2=50
3X_2=15
18X_1+ 15X_2=150
15X_2=72
18X_(1 ) =75
X_1^(* ) = 75/18
Hal ini melanggar batasan pertama dimana 2X_1 ≤ 8 atau X_1 ≤2

Penafsiran tentang dua variable yang dikemukakan diatas merupakan hal yang sangat penting bagi aplikasi (praktek) teknik linier programming. Karena dalam praktek meskipun dalam menyusun model permasalahan linier programming telah ditetapkan besarnya kapasitas sumber maksimal (b_(i.)).
Kadang-kadang dimungkinkan adanya penambahan. Misalnya penambahan budget, dalam hal busget dipakai sebagai salah satu batasan. Apabila jawaban optimal suatu masalah Linier Programming (primal) telah ditemukan, nilai-nilai dula variabelnya (shadow price) lalu dipakai untuk mengevaluasi apakah alokasi sumber-sumber harus dirubah. Shadow price Y_i^* untuk sumber I menunjukan beberapa harga per-unit (maksimum) yang telah tersedia kita bayar untuk menaikan alokasi sumber tersebut.
Hubungan lebih lanjut antara masalah primal dalam linier programming dengan dualnya tampak dalam table berikut. Karena suatu dual dalam hal ini juga dapat berwujud masalah linier programming maka ia juga memiliki corner point solution. Tetapi karena fungsi-fungsi pembatas mengandung tanda ≥ (seperti pada masalah minimasi lainnya) maka untuk merubahnya menjadi persamaan harus dikurangi dengan surplus variable. Dimana surplus variable daripada dual tidak lain adalah variable asli daripada masalah primalnya. Sebaliknya slack variable yang terdapat pada primal, tidak lain adalah variable asli pada masalah dualnya.

Tabel : hubungan antara variable-variabel primal-dual dalam Linier Programming
Variabel Primal Variabel Dual
Variabel asli (original variable ) : X_j
Variabel slack (slack variable) : X_n+ 1 Variabel Suplus (Surplus Variable) : Z_j- C_j
Variabel asli (original variable) : Y_i
Dimana i = 1, 2, 3, …, m
J = 1, 2, 3, …, n

2.4 Penyimpangan-Penyimpangan dari Bentuk Standar

Sampai tahap ini pembicraan masih terbatas pada pembahasan dari dualitas dalam bentuk standar, dimana masalah primal merupakan masalah maksimasi dengan fungsi-fungsi pembatas yang bertanda. Padahal seperti yang telah disebutkan di muka bahwa semua masalah Linier Programming baik itu dalm bentuk standar atau tidak mempunyai masalah dual. Oleh karena itu, ada baiknya kita membahas pula berbagai penyimpangan dari bentuk standar tersebut.
Setiap penyimpangan dari bentuk standar telah dikupas dalam membahas metode simplex. Dalam hal ini teori dualitas, macam-macam penyimpangan dari bentuk standar yang akan dibicarakan juga serupa dengan macam-macam penyimpangan pada metode simplex, seperti yang tampak pada table. Tabel menunjukan ringkasan empat macam penyimpangan dari bentuk standar tersebut, sedangkan bagian kanan menunjukan perubahan bentuk yang menyimpangan dari bentuk standar tersebut menjadi bentuk yan g memenuhi persyartan-persyaratan bentuk standar.

Tabel konversi bentuk “bukan standar” menjadi bentuk standar dalam model linier programming
Bentuk
“bukan standar” Bentuk standar
(yang ekuivalen)
Minimasi Z

∑_(j=1)^n▒〖a_ij X_j ≥ b_i 〗

∑_(j=1)^n▒〖a_ij X_j= b_i 〗

Nilai X_j tidak terbatas Maksimisasi (-Z)

-∑_(j=1)^n▒〖a_ij X_j ≤ b_i 〗

∑_(j=1)^n▒〖a_ij X_j ≤ b_i 〗 dan

(X_j^'.X_j"\")," "X" _"j" "' ≥0," "X" _"j" "≥0

Dapat dimukakan disini bahwa setiap permasalahan dapt dikembalikan ke bentuk standar untuk kemudian dicari dualnya dengan cara biasa. Untuk permasalahan yang agak rumit, dapat dilakukan secra bertahap seperti tamapak pada table berikut ini.
Tabel tersebut menunjukan bagaimana perubahan-perubahan bentuk yang terjadi dalam mencari “dual dari dual” alias “primal”. Contoh sengaja dikemukakan agar kita tidak selalu beranggapan bahwa hanya primal yang hanya dapat dipakai dalam mencari dual. Tabel ini menunjukan hasil akhir yang dicapai dalam proses yang berupa bentuk standar dari primal.
Tabel mencarai bentuk dual dari dual problem

Masalah dual
Minimumkan Y_0= b_1 Y_1+ b_2 Y_2+⋯+ b_m Y_m
Batasan-batasan :
a_11 Y_1+ a_21 Y_2+ …+ a_m1 Y_n ≥ C_1
〖 a〗_12 Y_1+ a_22 Y_2+ …+ a_m2 Y_m ≥ C_2
-
-
-
Dan :
a_1n Y_1+ a_2n Y_2+ …+ a_mn Y_m ≥ Y_m
Y_1 ≥0,Y_2 ≥0,… Y_m ≥0

Perubahan kedalam bentuk standar
Maksimumkan (-Y_o)= -b_1 Y_1- b_2 Y_2- …-b_m Y_m
Batasan-batasan : -a_11 Y_1- a_21 Y_2- a_21 Y_2- …- a_m1 Y_m ≤ -C_1
-a_12 Y_1- a_22 Y_2- a_22 Y_2- …- a_m2 Y_m ≤ -C_2
-
-
-
Dan : -a_11 Y_1- a_2 Y_2- a_21 Y_2- …- a_mn Y_m ≤ -C_m
Y_1 ≥0,Y_2 ≥0,…,-Y_m ≥0

Dual dari dual tersebut (=primal)
Minimumkan (–Z)= -C_1 X_1- C_2 X_2- …- C_n X_n
Batasan-batasan : -a_11 X_1- a_12 X_2 -…- a_1n X_n ≥ -b_1
-a_21 X_1- a_22 X_2- …- a_2n X_n ≥ -b_2
-
-
-a_m1 X_1- a_m2 X_2 - …- a_mn X_n ≥- b_m
Dan : X_1 ≥0,X_2 ≥0-…- X_n 0

Perubahan kedalam bentuk standar
Maksimumkan Z = C_1 X_1+ C_2 X_2+ …+ C_n X_n
Batasan –batasan : -a_11 X_1+ a_12 X_2+ …+ a_1n X n≥ b_1
-a_21 X_1 + a_22 X_2+ …+ a_2n X_n ≥ b_2
-
-
-a_m1 X_1+ a_m2 X_2+ …+ a_mn X_n ≥ b_m
Dan : X_1 ≥0,X_2 ≥0+⋯+ X_n ≥0

Setelah melihat proses yang di tampilkan pada table diatas lalu dapat dipahami apa yang dinamakan rataan sipteris yang terdapat pada teori dualitas ini. Secara tegas kaidah ini mengatakan bahwa segala bentuk hubungan antar satu masalah primer dengan linier programming dengan masalah dualnya dalah simitris. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahawa dual daripada suatu permasalahan dual tidak lain adalah masalah primalnya. Akibatnya segla bentuk hubungan antara dual dengan primal yang telah dihapus terdahulu dapat diterapkan kebalikannya. Akibat lain dari kaidah ini adalah adanya “kebebasan” kita untuk menetapkan mana masalah primal dan masalah dualnya.
Ilustrasi pada table diatas tidak menampilkan adanya penyimpangan dari bentuk standar dalam hal batasan-batasan baik berupa bentuk persamaan (=) maupun tidak batasannya nilai X_j. Apabila kedua macam penyimpangan tersebut terjadi bersama-sama maka jalan ringkas untuk mencari dualnya dapat dipakai yakni batasan yang mengandung tanda kesamaan (=) diperlukan seperti layaknya batasan bertanda ≤ tetapi batasan non-negatif bagi dua variable yang bersangkutan harus dihilangakan (yaitu variable 1 yang tidak terbatas nilainya). Sebaliknya dengan melihat kembali kaidah simetris dimuka, dapat dikatakan bahwa; menghilangkan btasan non-negatif pada masalah primal akan mengakibatkan perubhan batasan pada masalah dual menjadi bentuk persamaan (=). Secra lengkap, penyimpangan-penyimpanagn yang terjadi pada masalah primal (atau dual) dan kaitannya terhadap bentuk masalah dual (atau primal) disajikan pada table berikut ini.

Hubungan bentuk-bentyk primal dual
Masalah primal (atau dual) Masalah dual (atau primal)

Maksimumkan Z (atau Y_0)

Batasan i

Bentuk ≤

Bentuk =

Variable X_j (atau Y_j)

X_ij ≥0

X_j ≥0 dihilangakan

Minimumkan Y_o (atau Z)

Variable Y_i (atau X_i)

Y_1 ≥0
Type equation here.
Y_1 ≥0 dihilangakan

Batasan j

Bentuk ≥

Bentuk =

Sebagai ilustrasi prosedur diatas, kita kembali kepada contoh dimuka yang telah dimudipikasi seperti tampak pada table berikut ini.
Primal Dual

Minimumkan Z =3X_1+5X_2

Batasan –batasan :
-2X_1 ≥ -8
2X_2=15
6X_1+ 2X_2 ≥30
Dan
X_1≥0 ; X_2 ≥0
Maksimumkan Y_o= -8Y_1+ 15Y_2+ 30Y_3

Batasan-batasan :
-Y_1+ 6Y_2 ≤8
3Y_2+ 2Y_3 ≤5
Dan
Y_1 ≥0 ; Y_3 ≥0
(Y_2 ≥0 dihlangkan)

BAB III

Kesimpulan

Teori dualitas merupakan teori yang sanagt berguna dalam penerapan metode linier programming, terutama dalam dunia bisnis. Dengan menguasai teori ini, paling tidak dapat dipetik dua manfaat yakni :
Dalam hal mengartikan (terutama dalam artian ekonomis) angka-angka yang terdapat pada table optimal dari permasalahan primal
Dalam hal memeriksa kembali apakah ada kesalahan dalam melakukan perubahan-perubahan pada setiap langkah dalam menggunakan metode simplex bagi permasalahan primal

Saran

Senin, 11 Juli 2011

emmm

entah kenpa saat ini bnar" hri yg sulit untukku
aq hrus mngambil kptusan yg bner" m"mbwat aq dilema...
ap yg aq lkukan..
apkah hrus tetap dsini dan berthan smpai nnti wktunya tiba
atau aku hrs brljan kdpan mnghmpiri smwa riko yg aq sma skli gak tw
tntangan ap yg ad d"dpan
tapi satu hal yg pzti kdua"nya m"bwat aq serba slah

Kamis, 07 Juli 2011

haaaa

hufh.. harus tetap semangat.....?

Diary Kecil Dinda

DIARY DINDA
Sudah satu jam aku terus memandangi kata demi kata isi surat ini. Hatiku seakan bertolak dengan kenyatan yng aku alami sekrang. Tak tersa mata ku sudah tak mampu lagi untuk mengeluarkan setetes airmata. Aku berusaha menyeret kakiku menuju kamar mandi,membersihkan bulir-bulir air mata yang tersisa.
“ dinda,..ayo turun.? Pekik mama dari bawah.aku berusaha untuk tak mendengar tapi tetap saja kulangkahkan kakiku keluar kamar.
“Ada apa sih ma….dinda masih pengen tidur nih.” Jawabku sekenanya.
“ tidur..kamu itu udah 17 tahun loe din, malu dong masa’ udah jam 1 gini belum keluar-keluar kamar. Kamu juga dari kemaren belum makan, terus mata kamu itu kenapa kok bengkak…habis nangis.” Tannya mama curiga.
“ Apaan sih…nangis kapan dinda nangis,..dinda tuh begadang semalaman makanya ngantuk…udah ah lagian gak biasnya mama nanyain gitu.” Bals ku mencoba mengalihkan pembicaraan.
“ kamu ini….sudah gak usah lasan cepetan mandi..m’ba mu aja udah dari tadi jalan.” Ucap mama sembari membereskan meja makan.
“ Yah…kak cinta” jawab dinda sembari ngeloyor malas kekamarnya. Mamanya hanya menggeleng-geleng kepala melihat tingkah laku anak keduanya itu.
Dinda hanya duduk terdiam diatas meja belajarnya yang tampak berantakan penuh buku-buku. Kamar ini bisa dikatakan persis seperti kandang kambing yang sudah setahun gak dibersihkan.
Apa yng hrus aku lakukan.? Apa aku bisa tuhan kenap kau beri aku cobaan ini. Pa kenapa harus dinda. Aku terus terisak-isak menahan tangis.

***
“ Hai bebek….”ucap tio sembari menepuk pundaku
“ Ha...” hanya itu saat ini yang bisa aku ucapkan
“ kamu gak sedang ngelamun kan..kamu kenapa.? Kok akhir – akhir ini diam banget gak biasanya.” Ucap Tio sebal.
“ gak pa-pa Corry aku lagi ada urusan sorry ya…” balas ku sembari mempercepat langkah kakiku. Corry tio aku bener-bener lagi gak mood untu ketemu saiapa pun. Kenapa aku harus menjalani semua ini. Tuhan apa yang harus aku lakukan. Mungkin kamu akan menganggap aku aneh tapi hanya ini yang bisa aku lakukan, aku gak mungkin bisa cerita sama kamu. air mata ku tak kuasa aku bending, tak tersa kaki k uterus berlari menyususri koridor – koridor sekolah yang tampak ramai dengan lalu lalang anak lainnya yang ingi pulang. Tapi aku tak berniat pulang kakiku terus berlari hingga sampai pada sebuah danau yang tak jauh dari sekolah.
Aku berusaha untuk mengatur nafas yang sudah beradu dengan detak jantung ku yang tak beraturan. Air mata seakan tak mau kalah dengan keringat yang terus mengucur deras. Mungkin jika teman – teman melihat keadaanku sekarang pasti mereka akan berkata. “ ha..dinda nangis”. “ apa bisa dinda nangis.” “ apa dinda salah makan obat.” Seketika berkelabat bayangan kenang- kenangan bersama teman – teman ku.
“ Tuhan kenapa kau tidak adil atas hidupku…kenapa harus aku, apa salahku. Apa kau masih kurang puas. Cukup papa ku saja tuhan.” Teriakku terisak – isak. Aku terus mengis, entah berapa puluh liter aku menghabiskan stok airmataku hari ini.
Dengan langkah gontai akku menyusuri jalanan yang tampak ramai dengan lalu lalang orang. Aku terus memandangi raut wajah setia porang yang melewatiku.
Apa aku masih bisa tersenyum seperti mereka.? Tiba – tiba pertanyaan bodoh itu muncul dan berkelabat pertanyaan bodoh yang keluar masuk dalam otakku. Dengan lunglai aku terus menyusuri jalanan yang pasti kakikku tak mengizinkan aku pulang kerumah. Padahal jam sudah menunjukkan pukul lima sore tapi tak ada niat sedikitpun untuk pulang kerumah. Layar Hp ku tiba-tiba berkedi –kedip “Mama” tapi aku tak bernafsu untu menyentuhnya. Aku tahu mama sedang mencariku,tapi biar sajalah biasanya juga gak ada yang peduli.
Tiba-tiba saja aku teringat mendiang papaku. Dulu kehidupanku sungguh bahagia. Papa selalu ada buatku.

***

“ Dinda kamu dari mana saja, kok jam segini baru pulang.ditelpon gak diangkat-angkat.” Selidik mama khawatir.
“gak dari mana-mana kok ma…tadi ada sedikit tugas sekolah.” Ucapku lesu
“ oh…kamu kenapa.? Kok wajahmu pucat, matamu juga dari kemaren bengkak.” Tanya mama sembari memegang wajhku yang tampak gak berminat menjawab.
“ gak pa-pa..daripada mama sibuk ngurusin aku yang gak kenapa-napa mendinngan mama Tanya tuh kak cinta apa hari ni dia udah minum suplemennya.” Balas ku sekenanya sembari ngeloyor pergi kekamar.
“ Hufh…kenapa akhir- akhir ini mama jadi banyak Tanya sih,biasanya juga gak peduli.” Ucapku sebal.
“ Itu karena mama khawatir sama kamu, sikap kamu juga aneh..biasanya juga kmu bawel setengah mati ini tiba – tiba jadi anak berwajah malaikat.” Timpal kak cinta tiba- tiba.
“ Jiah….kak cinta ketuk pintu dulu dong, maen masuk aja.” Protes ku tiba-tiba
“ sejak kapan masuk kekamar kamu harus ketuk pintu.” Jawab kak cinta meremehkan.
“ sejak hari ini…” balasku sebal sembari mendorong punggung kak cinta keluar kamar.
“ ni anak kesambet kali’ ea….” Protes kak cinta.
“ Udah ah dinda mau mandi…capek tau.” Jawabku gak mau tau.
“ yah..itu sih salah kamu sendiri,ngapin juga telat pulang.” Protes kak cinta gak terima.
“ by kak cinta….” Aku menutup pintu.
Aduh gimna caranya aku bisa nyembunyiin masalha ini ya…? Aku gak mungkin kasih tahu mama dan kak cinta pasti ini bakalan tambah susah mama. Kenapa harus aku sih.!!
Apa yang harus aku perbuat tuhan help me….??? Tubuhku tiba-tiba kembali lemas memikirkan hal ini. Apa aku bisa terus bertahan. Air mataku kembali mengucur deras bak air bah kala teringat surat itu. Entah berapa kali hari ini aku menangis sampa-sampai aku lupa untuk mennghitungnya. Sejak tiga hari yang lalu aku menjadi seorang yang cengeng padahal sejak kematian papa aku udah janji untuk gak menangis, tapi kenapa sekarang rasanya berat untuk tidak menangis.Aku berusaha bangkit dari tempat dudukku. Aku harus kuat setidaknya aku harus buat mama dan kak cinta gak curiga. Tuhan beri aku kekuatan untuk semua ini.!.
“ Dinda ayo makan….” Pekik mama dari bawah
“ Ia ma..bentar dinda mau mandi.” Blasku sekenanya.
Aku meraih handuk dan masuk kekamar mandi. Aku menuruni tangga kebawah, tampak kak cinta dan mama menungguku dengan khusyuk.
“ kok belum pada makan.” Tanyaku heran.
“ Ya nunggu kamu dong bebek.” Jawab kak cinta sebal sembari mulai menghantam makanan diatas meja dengan wajah kanibalnya.
“Ya..elah,tumben biasanya juga jarang makan bareng.” Jawabku malas. Aku menatap makan di atas meja gak berselera.
“ Kok makannannya cumin di aduk-aduk sih.” Tanya mama heran
“ha…kenapa.” Jawab ku terkejut.
“ Kamu ngelamun dari tadi.” Selidik kakcinta tiba-tiba.
“Ah.enggak kok,” balas ku sembari menyuap satu sendok kemuluk. Itu pun sudah dengan usaha keras.
“Kamu kenapa kok akhir- akhir ini banyak diamnya,pulang sekolah telat terus.” Selidik mama curiga.
“ Ia..tumben biasanya kamu paling rame, Kamu kok jadi aneh akhir-akhir ini Apa da masalah…” timpal kak k cinta menyelidik.
“ Ah enggak kok..perasaan kalian aja.dinda cumin la gi gak mood aja lagi banyak tugas. Dinda duluan ya pengen ngerjain PR.” Potongku asal-asalan
“ sejak kapan kamu ngerjainPr, biasanya juga kamu nyontek.” Ejek kak cinta.
“ Heeeeee..sejak dulu,kak cinta aja yg gak tahu anak-anak dikelas sebenernya pada nyontek dari cinta” .Balasku sembari ngeloyor pergi kekmar
“ Fuiiih….” Kak cinta mendengus
" Udah ah...Dinda mau kekmar dulu." Ucap ku sebelum aq di serang pertanyaan yang bertubi - tubi dan gak ada habis- habisnya.

Diary kecil Dinda


DIARY DINDA
Sudah satu jam aku terus memandangi kata demi kata isi surat ini. Hatiku  seakan bertolak dengan kenyatan yng aku alami sekrang. Tak tersa mata ku sudah tak mampu lagi untuk mengeluarkan setetes airmata. Aku berusaha menyeret kakiku menuju kamar mandi,membersihkan bulir-bulir air mata yang tersisa.
“ dinda,..ayo turun.? Pekik mama dari bawah.aku berusaha untuk tak mendengar tapi tetap saja kulangkahkan kakiku keluar kamar.
“Ada apa sih ma….dinda masih pengen tidur nih.” Jawabku sekenanya.
“ tidur..kamu itu udah 17 tahun loe din, malu dong masa’ udah jam 1 gini belum keluar-keluar kamar. Kamu juga dari kemaren belum makan, terus mata kamu itu kenapa kok bengkak…habis nangis.” Tannya mama curiga.
“ Apaan sih…nangis kapan dinda nangis,..dinda tuh begadang semalaman makanya ngantuk…udah ah lagian gak biasnya mama nanyain gitu.” Bals ku mencoba mengalihkan pembicaraan.
“ kamu ini….sudah gak usah lasan cepetan mandi..m’ba mu aja udah dari tadi jalan.” Ucap mama sembari membereskan meja makan.
“ Yah…kak cinta” jawab dinda sembari ngeloyor malas kekamarnya. Mamanya hanya menggeleng-geleng kepala melihat tingkah laku anak keduanya itu.
Dinda hanya duduk terdiam diatas meja belajarnya yang tampak berantakan penuh buku-buku. Kamar ini bisa dikatakan persis seperti kandang kambing yang sudah setahun gak dibersihkan.
Apa yng hrus aku lakukan.? Apa aku bisa tuhan kenap kau beri aku cobaan ini. Pa kenapa harus dinda. Aku terus terisak-isak menahan tangis.

***
“ Hai bebek….”ucap tio sembari menepuk pundaku
“ Ha...” hanya itu saat ini yang bisa aku ucapkan
“ kamu gak sedang ngelamun kan..kamu kenapa.? Kok akhir – akhir ini diam banget gak biasanya.” Ucap Tio sebal.
“ gak pa-pa Corry aku lagi ada urusan sorry ya…” balas ku sembari mempercepat langkah kakiku. Corry tio aku bener-bener lagi gak mood untu ketemu saiapa pun. Kenapa aku harus menjalani semua ini. Tuhan apa yang harus aku lakukan. Mungkin kamu akan menganggap aku aneh tapi hanya ini yang bisa aku lakukan, aku gak mungkin bisa cerita sama kamu. air mata ku tak kuasa aku bending, tak tersa kaki k uterus berlari menyususri koridor – koridor sekolah yang tampak ramai dengan lalu lalang anak lainnya yang ingi pulang. Tapi aku tak berniat pulang kakiku terus berlari hingga sampai pada sebuah danau yang tak jauh dari sekolah.
Aku berusaha untuk mengatur nafas yang sudah beradu dengan detak jantung ku yang tak beraturan. Air mata seakan tak mau kalah dengan keringat yang terus mengucur deras. Mungkin jika teman – teman melihat keadaanku sekarang pasti mereka akan berkata. “ ha..dinda nangis”. “ apa bisa dinda nangis.” “ apa dinda salah makan obat.” Seketika berkelabat bayangan kenang- kenangan bersama teman – teman ku.
“ Tuhan kenapa kau tidak adil atas hidupku…kenapa harus aku, apa salahku. Apa kau masih kurang puas. Cukup papa ku saja tuhan.” Teriakku terisak – isak. Aku terus mengis, entah berapa puluh liter aku menghabiskan stok airmataku hari ini.
Dengan langkah gontai akku menyusuri jalanan yang tampak ramai dengan lalu lalang orang. Aku terus memandangi raut wajah setia porang yang melewatiku.
Apa aku masih  bisa tersenyum seperti mereka.? Tiba – tiba pertanyaan bodoh itu muncul dan berkelabat pertanyaan bodoh yang keluar masuk dalam otakku. Dengan lunglai aku terus menyusuri jalanan yang pasti kakikku tak mengizinkan aku pulang kerumah. Padahal jam sudah menunjukkan pukul lima sore tapi tak ada niat sedikitpun untuk pulang kerumah. Layar Hp ku tiba-tiba berkedi –kedip “Mama”  tapi aku tak bernafsu untu menyentuhnya. Aku tahu mama sedang mencariku,tapi biar sajalah biasanya juga gak ada yang peduli.
Tiba-tiba saja aku teringat mendiang papaku. Dulu kehidupanku sungguh bahagia. Papa selalu ada buatku.

***

“ Dinda kamu dari mana saja, kok jam segini baru pulang.ditelpon gak diangkat-angkat.” Selidik mama khawatir.
“gak dari mana-mana kok ma…tadi ada sedikit tugas sekolah.” Ucapku lesu
“ oh…kamu kenapa.? Kok wajahmu pucat, matamu juga dari kemaren bengkak.” Tanya mama sembari memegang wajhku yang tampak gak berminat menjawab.
“ gak pa-pa..daripada mama sibuk ngurusin aku yang gak kenapa-napa mendinngan mama Tanya tuh kak cinta apa hari ni dia udah minum suplemennya.” Balas ku sekenanya sembari ngeloyor pergi kekamar.
“ Hufh…kenapa akhir- akhir ini mama jadi banyak Tanya sih,biasanya juga gak peduli.” Ucapku sebal.
“ Itu karena mama khawatir sama kamu, sikap kamu juga aneh..biasanya juga kmu bawel setengah mati ini tiba – tiba jadi anak berwajah malaikat.” Timpal kak cinta tiba- tiba.
“ Jiah….kak cinta ketuk pintu dulu dong, maen masuk aja.” Protes ku tiba-tiba
“ sejak kapan masuk kekamar kamu harus ketuk pintu.” Jawab kak cinta meremehkan.
“ sejak hari ini…” balasku sebal sembari mendorong punggung kak cinta keluar kamar.
“ ni anak kesambet kali’ ea….” Protes kak cinta.
“ Udah ah dinda mau mandi…capek tau.” Jawabku gak mau tau.
“ yah..itu sih salah kamu sendiri,ngapin juga telat pulang.” Protes kak cinta gak terima.
“ by kak cinta….” Aku menutup pintu.
Aduh gimna caranya aku bisa nyembunyiin masalha ini ya…? Aku gak mungkin kasih tahu mama dan kak cinta pasti ini bakalan tambah susah mama. Kenapa harus aku sih.!!
 Apa yang harus aku perbuat tuhan help me….??? Tubuhku tiba-tiba kembali lemas memikirkan hal ini. Apa aku bisa terus bertahan. Air mataku kembali mengucur deras bak air bah kala teringat surat itu. Entah berapa kali hari ini aku menangis sampa-sampai aku lupa untuk mennghitungnya. Sejak tiga hari yang lalu aku menjadi seorang yang cengeng padahal sejak kematian papa aku udah janji untuk gak menangis, tapi kenapa sekarang rasanya berat untuk tidak menangis.Aku berusaha bangkit dari tempat dudukku. Aku harus kuat setidaknya aku harus buat mama dan kak cinta gak curiga. Tuhan beri aku kekuatan untuk semua ini.!.
“ Dinda ayo makan….” Pekik mama dari bawah
“ Ia ma..bentar dinda mau mandi.” Blasku sekenanya.
Aku meraih handuk dan masuk kekamar mandi. Aku menuruni tangga kebawah, tampak kak cinta dan mama menungguku dengan khusyuk.
“ kok belum pada makan.” Tanyaku heran.
“ Ya nunggu kamu dong bebek.” Jawab kak cinta sebal sembari mulai menghantam makanan diatas meja dengan wajah kanibalnya.
“Ya..elah,tumben biasanya juga jarang makan bareng.” Jawabku malas. Aku menatap makan di atas meja  gak berselera. 
“ Kok makannannya cumin di aduk-aduk sih.” Tanya mama heran
“ha…kenapa.” Jawab ku terkejut.
“ Kamu ngelamun dari tadi.” Selidik kakcinta tiba-tiba.
“Ah.enggak kok,” balas ku sembari menyuap satu sendok kemuluk. Itu pun sudah dengan usaha keras.
“Kamu kenapa kok akhir- akhir ini banyak diamnya,pulang sekolah telat terus.” Selidik mama curiga.
“ Ia..tumben biasanya kamu paling rame, Kamu kok jadi aneh akhir-akhir ini Apa da masalah…” timpal kak k cinta menyelidik.
“ Ah enggak kok..perasaan kalian aja.dinda cumin la gi gak mood aja lagi banyak tugas. Dinda duluan ya pengen ngerjain PR.” Potongku asal-asalan
“ sejak kapan kamu ngerjain Pr, biasanya juga kamu nyontek.” Ejek kak cinta.
“ Heeeeee..sejak dulu,kak cinta aja yg gak tahu anak-anak dikelas sebenernya pada nyontek dari cinta” .Balasku sembari ngeloyor pergi kekmar
“ Fuiiih….” Kak cinta mendengus
" udah ah...dinda ke kamar dulu." Aku berusaha memepersempit pertanyaan yang tentunya bakalan bertubi-tubi datang.




Kamis, 23 Juni 2011

REVISI MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN

Kelompok : 12
Anggota : Rianza Putra (332010148)
Asaroh (332010139)
Tiara Mareta Praharsini (332010149)
Atina Dwi Marfelina (332010130)
Sepka Mandasari (332010141)


PEMBAHASAN
(MEDIA PEMBELAJARAN

II 1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6).
Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh – pengaruh psikologi terhadap siswa.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.
II 2. Ciri –Ciri Media Pembelajaran
1. ciri fiksatif, yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.
2. ciri manipulatif, yaitu kamampuan media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu.
3. ciri distributif, yang menggambarkan kemampuan media mentransportasikan obyek atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.
II 3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
A. Fungsi media pembelajaran di antaranya :
a. Fungsi Psikologis
Diantaranya adalah :
1) Fungsi atensi
Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian ( attention ) siswa terhadap materi ajar.
2) fungsi afektif
Fungsi afektif yakni menggugah perasaan,emosi dan tingkatan penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu.
3) Fungsi kognitif
Media dapat mengungkapakan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingatkan informsai tau pesan yang terkandung dalam.
4) Fungsi imajinatif
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinatif siswa.
5) Fungsi motivasi
Motivasi merupakan seni yang mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai
B. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Derek Rowntree berfungsi :
• Membangkitkan motivasi belajar
• Mengulang apa yangdi pelajari
• Mennnnnnyediakan stimulus belajar
• Mengaktifkan respon peserta didik
• memeberikan balikan dengan segera
• menggalakkan latihan serasi
C. Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum manfaat media pembelajaran ialah dapat dikatakan untuk memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan belajar mengajar lebih optimal, efektif, dan efisien baik dari segi teroritis maupun praktikum yang pada akhirnya teraplikasi dalam tindakan.
Manfaat Media embelajran secara spsifik adalah :
 Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
 Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
 Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
 Efisiensi dalam waktu dan tenaga
 Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
 Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
 Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belaja Proses
 pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu
 pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan
 Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
II 4. Pengenalan Beberapa Media Pembelajaran

Ada beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar, antara lain :
A. Media Grafis
Media grafis termasuk media visual, sebagaimana halnya media yang lain media grafis berfungsi menyalurkan pesan dari sumber kepenerima pesan. Banyak jenis media grafis diantaranya:
a. Gambar atau Foto
b. Sketsa
c. Diagram
d. Bagan/Chart
e. Grafik (Graphs)
B. Teks
C. Audio
D. Animasi
E. Video



II 5. Pemilihan Media Pembelajaran
Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran diuraikan sebagai berikut:
A. Tujuan
Apa tujuan pembelajaran ( TPU dan TPK ) atau kompetensi yang ingin dicapai? Apakah tujuan masuk kawasan kognitif, afektif, psikomotorik atau kombinasinya? Jenis rangsangan indera apa yang ditekankan: apakah penglihatan, pendengaran, atau kombinasinya? Jika visual, apakah perlu gerakan atau cukup visual diam? Jawaban atas pertanyaan itu akan mengarahkan kita pada jenis media tertentu, apakah media realia, audio, visual diam, visual gerak dan seterusnya
B. Sasaran Didik
Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media? Bagaimana karakteristik mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya, apakah ada yang berkelainan, bagaimana motivasi dan minat belajarnya? Dan seterusnya. Apabila kita mengabaikan criteria ini, maka media yang kita pilih atau kita buat tentu tak akan banyak gunanya. Mengapa? Karena pada akhirnya sasaran inilah yang akan mengambil manfaat dari media pilihan kita itu. Oleh karena itu, media harus sesuai benar dengan kondisi mereka.
C. Karakteristik Media yang Bersangkutan
Bagaimana karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan kelemahannya, sesuaikah media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan dicapai? Kita akan dapat memilih media dengan baik jika kita tidak mengenal dengan baik karakteristik masing-masing media. Karena kegiatan memilih pada dasarnya adalah kegiatan membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik dan lebih sesuai dibanding yang lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan j jenis media tertentu, pahami dengan baik bagaimana karakteristik media tersebut.
D. Waktu
Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama waktu yang tersedia atau yang kita miliki, cukupkah? Pertanyaan lain adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyajikan media tersebut dan berapa lama alokasi waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran? Tak ada gunanya kita memilih media yang baik tetapi kita tidak cukup waktu untuk mengadakannya. Jangan sampai pula terjadi, media yang telah kita buat dengan menyita banyak waktu, tetapi pada saat digunakan dalam pembelajaran ternyata kita kekurangan waktu.
E. Biaya
Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media. Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan media, jika akibatnya justru pemborosan. Oleh sebab itu, factor biaya menjadi criteria yang harus kita pertimbangkan. Berapa biaya yang kita perlukan untuk membuat, membeli, atau menyewa media tersebut? Bisakah kita mengusahakan biaya tersebut atau apakah besarnya biaya seimbang dengan tujuan belajar yang hendak dicapai? Tidak mungkinkan tujuan belajar itu tetap dapat dicapai tanpa menggunakan media itu, adakah alternative media lain yang lebih murah namun tetap dapat mencapai tujuan belajar? Media yang mahal belum tentu lebih efektif untuk mencapai tujuan belajar, di banding media sederhana yang murah.
F. Ketersediaan
Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan kita. Adakah media yang kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah, atau di pasaran? Kalau kita harus membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu, tenaga, dan sarana untuk membuatnya? Kalau semua itu ada, pertanyaan berikutnya tersediakah sarana yang diperlukan untuk menyajikannya di kelas? Misalnya, untuk menjelaskan tentang proses terjadinya gerhana matahari memang akan lebih efektif jika disajikan melalui media video. Disekolah tidak ada aliran listrikatau tidak punya video player, maka sudah cukup bila digunakan alat peraga gerhana matahari.
G. Konteks Penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi bagaimana media tersebut akan digunakan. Misalnya: apakah untuk belajar inndividual, kelompok kecil, kelompok besar atau masal? Dalam hal ini kita perlu merencanakan strategi pembelajaran secara keseluruhan yang akan kita gunakan dalam proses pembelajaran, sehingga tergambar kapan dan bagaimana konteks penggunaan media tersebut dalam pembelajaran.
H. Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk memilih/membeli media siap pakai yang telah ada, misalnya program audio, video, garafis atau media cetak lain. Bagaimana mutu teknis tersebut, apakah visualnya jelas, menarik dan cocok ? Apakah suaranya jelas dan enak didengar ? Jangan sampai hanya karena keinginan kita untuk menggunakan media saja, lantas media yang kurang bermutu kita paksakan penggunaanya. Perlu diingat bahwa jika program media itu hanya menjanjikan sesuatu yang sebenarnyabisa dilakukan oleh guru dengan lebih baik, maka media itu tidak perlu lagi kita gunakan.
II 6. Pemanfaatan Media Pembelajaran
Ada beberapa prinsip umum yangperlu diperhatikan dalam pemanfaatan media pembelajaran yaitu :
a. Setiap jenis media, memiliki kelebihan dan kelemahan. Tidak ada satu jenis media yang cocok untuk semua segala macam proses belajar dan dapat mencapai semua tujuan belajar. Ibaratnya, tak ada satu jenis obat yang manjur untuk semua jenis penyakit.
b. Penggunaan beberapa macam media secara bervariasi memang perlu. Namun harap diingat, bahwa penggunaan media yang terlalu banyak sekaligus dalam suatu kegiatan pembelajaran, justru akan membingungkan siswa dan tidak akan memperjelas pelajaran. Oleh karena itu, gunakan media seperlunya, jangan berlebihan.
c. Penggunaan media harus dapat memperlakukan siswa secara aktif. Lebih baik menggunakan media yang sederhana yang dapat mengaktifkan seluruh siswa daripada media canggih namun justru membuat siswa kita terheran-heran pasif.
d. Sebelum media digunakan harus direncanakan secara matang dalam penyusunan rencana pelajaran. Tentukan bagian materi mana saja yang akan kita sajikan dengan bantuan media. Rencanakan bagaimana strategi dan teknik penggunaannya.

II 7. MEDIA VISUAL
A. Media yang tidak diproyeksikan
a. Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
b. Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
c. Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:
1) gambar / foto: paling umum digunakan
2) sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.
3) diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme.
4) bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.
5) grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.

• Manfaat Media Visual
1. Media bersifat konkrit, lebih realistis dibandingkan dengan media verbal atau non visual sehingga lebih memudahkan dalam pengaplikasiannya
2. Beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang diserap melalui media penglihatan (media visual), terutama media visual yang menarik dapat mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan
3. Media visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik dan dapat melampaui batasan ruang kelas.
4. Lebih efiektif dan efisien dibandingkan media verbal lainnya karena jenisnya yang beragam, pendidik dapat menggunakan semua jenis media visual yang ada.
5. Penggunaannya praktis, maksudnya media visual ini mudah dioperasikan oleh setiap orang yang memilih media-media tertentu, misalkan penggunaan media Transparansi Overhead Tranparancy (OHT).




B. Media Proyeksi
1. Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:
- Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu
- Membuat sendiri secara manual
2. Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.

I. Tipe – Tipe OHP
 Overhead Projector Model 5088 (portable
 Overhead Projector Model 213 (large body)
 Overhead Projector Model 213 (semi portable)
 Overhead Projector Model 6202 (portable)